Rabu, 16 Februari 2011

Bersahabat dengan Nafsu

Kita dikarunia oleh Allah dengan akal dan nafsu, kadang kita secara tidak sengaja menggabungkan keduanya untuk memenuhi segala kepentingan kita.
Bahkan kadang kita tidak bisa mengontrol nafsu kita karena dorongan keinginan yang membuncah sehingga kita tanpa sadar telah dikendalikan olehnya. Subhanallah...

Akal dan nafsu sebenarnya dapat kita aplikasiakan pada hal-hal yang positif karena sebenarnya dorongan keinginan tersebut timbul dari ide - ide positif, akan tetapi kadang kita sendiri salah dalam mengambil langkah.
Mungkin baiknya sebelum melangkah kita perlu timbang dan pikirkan dahulu masak - masak baik buruknya dengan segala resikonya...

coretan kecil

Kini aku telah tinggal di rumahku sendiri...walau belum sempurna tetapi sudah cukuplah buat kami keluarga muda beranak 1 yang baru belajar hidup di lingkungan baru.
Memang perlu sedikit adaptasi dengan lingungan sekitar karena terdapat banyak perbedaan peradapan dan kebudayaan antara lingkungan tinggalku dahulu dengan yang sekarang.
Walau aku sudah 2 tahun tinggal disini tetapi kebiasaan ini rasanya belum akrab dengan kehidupanku. Selama 2 tahun aku tinggal di lingkungan asrama kantor yang selalu tertutup dari kehidupan luar. Bagaimana tidak, keluar komplek sudah jalan raya, hampir tidak pernah bersinggungan dengan lingkungan sekitar.
EGOIS, dalam batinku aku kadang berfikir, tetapi bagaimana lagi memang begitu keadaanya.
Dulu pernah juga temen-temen dapat undangan untuk mengikuti kumpulan RT karena dalam data kependudukan kita berada dalam wilayah lingkup pemerintahan terkecil tersebut tetapi banyak yang tidak hadir bahkan lambat laun menhilang dan tidak pernah ada komunikasi lagi dengan desa.
hanya ibu - ibu yang masih ikut kegiatan desa, kumpulan PKK, Posyandu tapi itupun hanya 2 orang saja dari 11 rumah.